Senin, 26 Agustus 2013

Kumpulan Makalah STAIN

TUGAS SEMESTER
Mata Kuliah Ilmu Pendidkan Umum
“Tahap-tahap tujuan Pendidikan”
Dosen Pengumpu:
Dra. Isti Fatonah,MA.


Disusun oleh:
R U S I A
NPM:1284481
Jurusan Tarbiyah
Program Studi Pendidikan Agama Islam (F)


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGRI
(STAIN) JURAI SIWO METRO
TAHUN 2013

BAB I
PEMBHASAN

A.TAHAP-TAHAP TUJUAN PENDIDIKAN
            Abu Ahmadi mengatakan bahwa tahap-tahap tujuan Pendidikan Islam meliputi (1) tujuan tertinggi /terakhhir ,(2) tujuan umum ,(3) tujuan khusus dan tujuan dan (4)tujuan sementara,dan sebagainya.
1.Tujuan tertinggi/Terakhir
            Tujuan ini bersifat mutlak,tidak mengalami perubahan dan berlaku umum , karena sesuai dengan konsep ketuhanan yang mengandung kebenaran mutlak dan Universal . Tujuan tertinggi tersebut dirumuskan dalam satu istilah yang disebut “Insan Kamil”(Manusia paripurna).)[1]
a.Menjadi Hamba Allah.
            Tujuan ini sejalan dengan tujuan hidup dan penciptaan manusia ,yaitu semata-mata untuk beribadat kepada Allah .Tujuan hidup yang diajadikan tujuan Pendidikan itu diambil dari Al-Quran.
Firman Allah SWT,
Yang artinya:
            “Dan aku (Allah) tidak menjadikan jin dan manusia melainkan untuk menyembah-Ku”.(Q.S.Al-Zhariat:56)
b.Mengantarkan subjek didik menjadi khalifah Allah fi al-Ardh, yang mampu memakmukan Bumi dan melestarikannya dan lebih jauh lagi mewujutkan rahmat bagi alam sekitarnya ,sesuai dengan penciptaannya ,dan sebagai kosekwensi setelah menerima islam sebagai pedoman hidup.)[2]
Firman Allah SWT,
Yang artinya:
            “Ingatkanlah ketiaka Tuhan berfirman kepada para Malaikat: Sesungguhnya Aku  hendak menjadi seorang Kalifah di muka bumi “(Q.S.2:20)
Firman Allah SWT,
Yang artinya:
            “Dialah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah dimuka bumi .Barang siapa yang kafir,maka (akibat) kekafirannya menimpa dirinya sendiri”.(Q.S. Al-An’am:165)
Firman Allah SWT,
Yang artinya:
            “Dan tiadalah kami mengutus kamu melainkan untuk( menjadi ) rahmat bagi semesta alam”.(Q.S.Al-Anbiya:107)
            Tujuan ini dalam rangka mengupayakan agar peserta didik mampu menjadi khalifah  ini ,mengambil manfaatnya ,untuk kepentingan dirinya ,untuk kepentingan umat manusia ,serta untuk kemaslahatan semua yang ada dimuka bumi ini.
c.Untuk memperoleh kesejahteraan kebahagiaan hidup didunia sampai akhirat ,baik  individu maupun masyarakat.
Selanjutnya Firman Allah SWT,
Yang artinya:
            “Dan carilah apa yang dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) kampong akhirat ,dan jangan kamu merupakan kebahgiaan dari( kenikmatan) duniawi” (Q.S. Al-Qoshash:77)
Yang artinya:
            “Dan diantara mereka ada orang yang mendo’a: “Ya Tuhan kami berilah kami kebaiakan dunia dan kebaikan akhirat dan peliharalah dari siksa neraka . Mereka itulah orang-orang yang dapat bahagia dari apa yang mereka usahakan ,dan Allah sangat cepat perhitungannya” .(Q.S.Al-Baqarah : 21)
Artinya :
            “Bekerjalah untuk urusan dunia seolah-olah enggkau akan hidup selama-lamanya,dan bekerjalah untuk urusan akhirat seolah-olah engkau akan mati esok hari”.(Al-hadits)
            Ketiga tujuan tertinggi tersebut pada dasarnya merpakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan karena pencapaian tujuan yang satu memerlukan yang lain ,bahkan secara ideal ketiga-tiganya harus tercapai yang sama seimbang .
            Ketiga tujuan tertainggi tersebut ,berdasarkan pengalaman sejarah hidup manusia dan pengalaman aktivitas Pendidikan dari masa ke masa ,belum tercapai seluruhnya ,baik secara individu maupun social .Apabila yang disebut kebahgiaan dunia dan akhirat ,kedua-duanya ,tidak mungkin diketahui tingkat pencapaiannya secara empirik.)[3]
            Namun demikian,perlu ditegaskan sekali lagi ,tujuan tertinggi diyakini sebagaisesuatu yang ideal dan dapat memotivasi usaha pendidik dan bahkan dapat menjadi aktivitas pendidik lebih bermakna.
2.Tujuan Umum
            Berbeda dengan tujuan tertinggi yang lebih mengutamakan pendekatan filosofis,tujuan umum lebih bersifat empiric dan realistic. Tujuan umum berpungsi sebagai arah yang taraf pencapaiannya dapat diukur karena menyangkut perubahan sikap,prilaku dan kepribadian peserta didik.[4]
            Pendidikan merupakan upayapengembangan potensi atau sumberdaya insane berarti telah mampu merealisasikan ( self realization),menampilkan diri sebagai pribadi yang utuh (pribadi muslim).Proses pencapaian realisasi diri tersebut dalam istilah psikologi disebut becoming,yaitu proses menjadikan diri dengan ketuhanan pribadinya . Sedang untuk sampai pada keutuhan pribadi diperlukan proses pengembangan tahap demi tahap disebut dengan proses  development.
            Tercapainya self realization yang utuh merupakan tujuan umum Pendidikan Islam yang proses mencapainya melalui berbagi lingkungan atau lembaga Pendidikan ,baik Pendidikan keluarga ,sekolah, atau masyarakat secara formal ,non formal,maupun impormal.
            Salah satu formulasi dari realisasi dari berbagai tujuan Pendidikan yang bersifat umum ialah rumusan yang disarankan oleh Konferensi Internasional Pertama tentang Pendidikan Islam di Mekah 8 April 1977 yang menyatakan Pendidikan harus diserahkan untuk mencapai pertumbuhan keseimbangan kepribadian manusia menyeluruh ,melalaui latiahan jiwa,intelek,jiwa rasional, perasaan, dan penghayatan lahir. Karena itu Pendidikan harus menyiapkan pertumbuhan manusia dalam segi spiritual, intelektual, imajinatif, jasmani, ilmu linguistic,baik individu manupun kolektif, dan semua itu didasari oleh motivasi mencapai kebaikan dan perfeksi.Tujuan akhir pendidkan muslim itu terletak pada(aktifitas)merealisasikan pengabdian kemunusiaan seluruhnya.[5]
            Sementara itu para ahli Pendidikan Islam telah merumuskan pula tujuan umum Pendidikan Islam ini antara lain:
a.Al-Abrasyi misalnya,dalam kajiannya tentang Pendidikan islam telah menyimpulkan lima tujuan umum bagi Pendidikan Islam , yaitu.
            1.Untuk mengadakan pembentukan akhlak  yang mulia
            2.persiapan untuk kehidupan dunia dan akhirat .
            3.Persiapan untuk mencari rezeki dan memelihara segi manfaat ,atau dikenal sekarang dengan nama tujua-tujuan vokasional dan professional.
            4.Menumbuhkan semangat Ilmiah pada pelajar dan memuaskan keinginan tahu(curiosity) dan memungkin ia mengkaji ilmu demi ilmu itu sendiri.
            5.Menyiapkan pelajar dari segi professional ,teknikal,dan pertukangan supaya dpat menguasai propesi tertentu, dan keterampilan pekerjaan tertentu agar ia dapat mencari rezeki  dalam hidup disamping memelihara kerohanian dan keagamaan.
b.Tokoh lain juga menyingung juga menyinggung masalah tujuan umum dalam Pendidikan Islam adalah Nahlawy. Nahlawy menunjuk 4 tujuan umum Pendidikan Islam.
            1) Pendidikan akal danpersiapan pikiran. Allah menyuruh manusia untuk merenungkan kejadian langit dan beriman kepada Allah.
            2) Menumbuhkan potensi-potensi dan bakat-bakat asal pada anak-anak. Islam ialah agama fitrah, sebab ajaranya tidak asing bagi tabiat asal manusia,bahkan ia adalah fitrah yang manusia diciptakan sesuai dengannya, tidak ada kesukaran perkara luar biasa.
            3) Menaruh perhatian pada kekuatan potensi generasi muda dan mendidik mereka sebaik-baiknya,baik laki-laki maupun perempuan.
            4) Berusaha untuk menyumbang segala potensi dan bakat manusia.
c.Sementara itu ,Al-buthi juga menyebutkan tuju macam tujuan umum sebagai berikut.[6]
            1) Mencapai keridhoan Allah menjauhi murka dan siksanya-Nya dan melaksanakan pengabdian yang tulus iklas kapada –Nya. Tujuan ini diangap induk dari segala tujuan-tujuan Pendidikan Islam.
            2) Mengangkat Taraf Akhlak dalam masyarakat berdasarkan pada agama yang diturunkan untuk membimbing masyarakat kearah yang diridhoi oleh-Nya.
            3) Memupuk rasa cinta tanah air pada diri manusia berdasarkan pada agama yang diturunkan untuk membimbing masyarakat kerah yang diridhoi oleh-Nya.
            4) Memupuk rasa cinta tanah air pada diri manusia berdasarkan pada agama dan ajaran-ajaran yang dibawanya, begitu juga mengajar manusia pada nilai-nilai akhlak yang mulia.
            5) Mewujudkan ketentraman didalam jiwa dan akidah yang dalam penyerahan dan kepatuhan yang iklas kepada Allah.
            6) Memelihara bahasa dan kesastraan Arab sebagai  bahasa Al-Quraan,dan sebagai wadah kebudayaan dan unsure-unsur kebudayaan Islam yang paling menonjol, menyebarkan kesadaran Islam yang sebenarnya dan menunjukan hakekat agama atas kebersihan dan kecermelangannya.
            7) Meneguhkan perpaduan tanah air dan menyatukan barisan melalui usaha menghilangkan perselisihan, bergabung dan bekerja sama dalam rangka prinsip-prinsip dan kepercayaan Islam yang terkandung dalam Al-Qur’an dan sunah.
            Kenyataan menunjukan bahwa baik tujuan tertinggi/terakhir maupun tujuan umum, dalam praktek Pendidikan boleh diktakan tidak pernah tercapai sepenuhnya. Dengan perkataan lain, untuk mencapai tujuan tertinggi/akhir itu diperlukan upaya  yang tidak berakhir, sedangkan tujuan umum “realisasi diri” adalah becoming, selama hayad proses pencapaiaannya tetap berlangsung secara berkelanjutan.
            Dalam Islam dikenal dengan konsep Pendidikan sepanjang hayat,sesuai dengan hadits Nabi: “Tuntutlah ilmu dri buaian sampai keliang lahat”.  Dengan demikian bukan apologi bila diktakan konsep yang dewasa ini popular dengan sebutan long life education.
3.Tujuan Khusus
             Tujuan khusus adalah pengkhususan atau operasional tujuan tertinggi/terakhir dan tujuan umum(Pendidikan Islam). Tujuan khusus bersifat relative sehingga dimungkinkan untuk diadakan perubahan dimana perlu sesuai dengan tuntunan dan kebutuahan,selama tetap berpijak pada kerangka tujuan tertinggi/terakhir dan umum itu. Pengkhususan tujuan dapat didasarkan kepada:
a.Kultur  dan cita-cita suatu bangsa .
            Setiap bangsa pada umumnya memiliki tradisi dan budaya sendiri-sendiri. Perbedaan antara berbagai bangsa inilah yang memungkinkan sekali adanya perbedaan cita-citanya. Sehingga terjadi pula perbedaan dalam merumuskan tujuan yang dikehendakinya dibidang Pendidikan.
b.Minat, bakat , dan kesanggupan subjek didik.
            Islam mengakui perbedaan individu dalam hal minat, bakat dan kemampuan. Hal ini bisa dilihat dari keterangan Al-Quran Al-Karim.
Firman Allah SWT :
Artinya :
            “ Katakanlah : Tiap-tiap yang berbuat menurut keadaannya masing-masing. Maka Tuahanmu lebih mengetahui  siapa yang lebih benar menentukan.”

c.Tujuan situasi, kondisi pada kurun waktu tertentu.
            Apabila tujuan khusus Pendidikan tidak mempertimbangkan factor situasi dan kondisi pada kurunwaktu tertentu, maka Pendidikan akan kurang memiliki daya guna sebagai mana minat dan perhtian subjek didik;
            Hasan Langgulung, mencoba merumuskan tujuan khusus yang mungkin dimasukan dibawah penumbuhan semangat agama dan akhlak adalah antara lain sebagai berikut:[7]
            1) Memperkenalakan pada generasi muda akan akidah Islam, dasar-dasarnya, asal usul ibadat, dan cara-cara melaksanakannya dengan betul, dengan membiasakan mereka berhati-hati mematuhi akidah-akidah agama serta menjalankannya  serta menghormati syair-syair agama.
            2) Menumbuhkan kesadaran yang betul pada diri pelajar terhadap agama termasuk prinsip-prinsip dan dasar-dasar akhlak yang mulia.
            3) Menanamkan keimanan kepada Allah Pencipta Alam, kepada Malaikat, Rosul-rosulnya, kitab-kitab dan hari kiamat berdasarkan pada paham kesadaran dan perasaan.
            4) Menumbuhkan minat generasi muda untuk menambah pengetahuan dalam adab dan pengetahuan keagamaan dan untuk mengikuti hokum-hukum agama dengan kecintaan dan kerelaan.
            5) Menanamkan rasa cinta dan pengetahuan kepada Al-quan, membacanya dengan baik, memahaminya, dan mengamalkannya ajaran-ajaranya.
            6) Menumbuhkan rasa bangga terhadap sejarah dan kebudaan Islam dan pahlawan-pahlawannya serta mengikuti jejak mereka.
            7) Menumbuhkan rasa rela ,optimis,percaya diri, tanggungjawab, menghargai kewajaiban, tolong menolong atas kebaiakan dan takwa,kasih sayang, cinta kebaiakan, sabar, berjuanag untuk kebaikan, memegang teguh pada prinsip, berkorban untuk agama dan tanah air bersiap untuk membelanya.
            8) Mendidik naluri, motivasinya, dan keinginan generasi generasi muda dan menguatkannya dengan akidah dan nilai-nilai, dan membiasakan mereka menahan motivasinya, mengatur omosi dan membimbingnya dengan baik, begitu juga mengajarkan mereka berpegang pada adab sopan pada hubungan dan pergaulan mereka baik dirumah, di sekolah atau dimana saja.
            9) Menanamkan iman yang kuat kepada Allah pada diri mereka, perasaan keagamaan, semangat keagamaan dan akhlak pada diri mereka dan menyuburkan hati mereka dengan rasa cinta, zikir,takwa dan takut kepada Allah.
            10) Membersihkan hati mereka dari rasa dengki, hasat, iri hati, benci, kekasaran, ogoisme, tipuan, khianat, nifak, raga, serta perpecahan, dan perselisihan.
4.Tujuan sementara 
            Tujuan sementara pada umumnya meruapan tujuan-tujuan yang dikembangkan dalam rangka menjawab segala tuntunan kehidupan . Karena tujuan sementara itu kondisoanl ,tergantung factor dimana peserta didik tinggal atau hidup.Dengan  berangkat pertimbangan kondisi itulah pendidik islam dpat menyesuaiankan diri untuk memenuhi prisip dinamis dalam Pendidikan dengan lingkungan yang bercorak apapun,yang membedakan antara satu wilayah dengan wilayah yang lain, yang penting orientasi dari Pendidikan itu tidak keluar dari nilai-nilai ideal Islam.)[8]
            Menurut Zakiah Daradjat, tujuan sementara itu merupakan tujuan yang akan dicapai setelah anak didik diberi sejumlah pengalaman tertentu yang direncanakan dalam suatu kurikulum pendidikan formal.[9]
            Dalam tujuan sementara bentuk insan kamil dengan Abudiyah sudah keliahtan meskipun dalam ukuaran sederhana, sekurang-kurangnya beberapa cirri pokok sudah keliahatan pada pribadi anak didik. Tujuan Pendidikan Islam seolah-seolah merupakan suatu lingkaran yang pada tingkat paling rendah mungkin merupakan suatu lingkran kecil. Semakin tinggi tingkatan pendidikannya, lingkaran tersebut semakin besar. Tetapi sejak dari tujuan tingkat permulaan, bentuk lingkaran nya sudah harus kelihatan. Bentuk lingkaran ini yang menggambarkan insan kamil itu. Disinilah barangkali perbedaan yang mendasar dari tujuan Pendidikan Islam dibandingkan dengan Pendidikan laianya.
            Tujuan Pendidikan Islam diatas jauh berbeda dengan tujuan yang akan dicapai oleh tujuan Pendidikan hasil rancangan disuatu Negara. Kekurangan dari tujuan yang dilandasi oleh falsafah dengan demikian menurut Langgulung mengarah pada tujuan kebendaan ,seperti yang terdapat didalam tujuan Pendidikan dinegara kapitalis dan komunis.[10]
            Implisinya tujuan Pendidikan di Amerika adalah untuk menciptakan warga Negara yang pragmatis, dinegara komunis menciptakan warga Negara komunis marxis dan begitulah seterusnya. Kedua falsafah yang kita sebutakan diatas, sekalipun nampaknya berbeda tapi serupa,yaitu bahwa kebahgiaan manusia hanya dapat diciptakan dengan memperbaiki keadaan ekonomi(materi). Golongan kafitalisme beranggapan bahwa perbaikan ekonomi(materi) itu hanya dapat dalam suasana persaingan bebas dimana akan membawa kemajuan dan kemakmuran masyarakat termasuk individu yang ada didalamnya. Sebaliknya golongan komunis berangapan bahwa untuk memperbaiki ekonomi golongan terbesar rakyat, maka sumber-sumber sumber-sumber produksi dipegang rakyat terbesar itu, yang tentunya tidak mungkin dirinya dictator proletariat, dengan demikian kekayaan dan kemakmuran dapat dinikmati oleh sebagaian besar rakyat. Kedua Falsafah itu tampak berbeda tetapi serupa dalam hasil akhirnya yang terlihat sudah cukup , atau dengan kata lain tujuan Pendidikan dibawah lindungan falsafah itu itu adalah tujuan pembendaan[11]
            Menurut Nurcholis Madjjid “Comunis Marxist” adalah penganut paham nasionalisme, sedangkan rasionalisme adalah suatu paham yang mengkui kemutlakan se rosio sebagaimana dianut kaum komunis, maka seorang rasionalis adalah orang yang mengunkan akal pikiran dalam menemukan kebenaran. Akan tetapi kebenaran yang ditemukannya itu adalah kebenaran insaninya, yang karena itu merupakan sifat relative bagi manusia. Kebenaran yang mutlak yang hanya dapat diketahui manusia melalaui sutu yang lain lebih tinggi dari pada rasio adalah wahyu, melahirkan agama-agama tuhan melalui nabi-nabi.
            Begitu pula dalam filasafat orang(yunani) yang mendsarkan pendapat pada pada pendapat bahwa kesempurnaan masyarakat masyarakat harmonis yang penuh dengan keindahan serta keadilan bila dicapai dengan intelegensi, tanpa memerlukan [12]bantuan kekuatan supranatural lain.[13]
            Paham nasionalisme, pragmatisme, dalam moderenisasi barat berjalan dengan proses pemisahan terhadap dasar dan nilai-nilai agama akhirnya melahirkan sukularisme. Sukularisme adalah istialah yang dipakai untuk mengatakan suatu proses yang berlaku demikian rupa, sehinga orang, golongan atau masyarakat yang bersangkutan semakin berhaluan duniawi, artinya semakin berpaling dari agama atau mungkin berkurang memerlukan nilai-nilai atau norma-norma yang diangap kekal(agama).
            Dengan kata lain sukularisme adalah suatu paham yang mengatakn bahwa Tuhan tidak akan pernah berhak mengurusi masalah duniawi, masalah duniawi  harus dengan cara lain, yang datang dari Tuhan. Jadi sukularisme adalah paham tidak bertuhan. Tujuaan Pendidikan seperti disebut diatas jelas mengarah pada tujuan Pendidikan islam yang menekan pada keseimbangan antara material dan spiritual serta duniawi dan ukhrawi.
5.Tujuan tak lengkap
            Tujuan tak lengkap barkaitan dengan aspek-aspek Pendidikan.Tiap aspek-aspek Pendidikan mempunyai tujuan Pendidikan sendiri-sendiri,Tujuan dari masing-masin aspek Pendidikan inilah yang dimaksutdengan tujuan Pendidikan tak lengkap. Sebab masing-masing aspek itu menganggap dirinya seolah-olah terlepas dari aspek Pendidikan yang lain . Padahal masing-masing aspek pendidikan secara keseluruhan. Oleh karena itu tujuan dari masing-masing aspek itu harus dilengkapi dengan tujuan dari aspek-aspek yang lain.)[14]
            Perlu diketahui ,bahwa kita tidak boleh mementingkan salah satu aspek saja,dan mengabaikan aspek-aspek lain.
            Hal demikian ini akan mengakibatkan adanya Pendidikan yang berat sebelah , tidak dapat menghasilkan perkembangan yang harmonis  dari anak didik.
6.Tujuan Insidental( tujuan seketika atau sesaat)
            Tujuan ini timbul secara kebetualan,secara mendadak hanya bersifat sesaat.  Misalnya : Tujuan untuk mengadakan hiburan atau Variasi dalam kehidupan sekolah ,maka diadakan darmawisata kesuatu tempat.Dalam hal ini tujuan itu telah selesai ,setelah darma wisata dilaksanakan.)[15]
            Biarpun tujuan insidentil hanya besifat kebetulan dan bersifat sesaat, namaun tidak berarti tujuan insidentil ini tidak ada hubungannya dengan tujuan-tujuan Pendidikan yang lain tau dengan tujauan umum. Melainkan pengalaman-pengalaman yang sangat berguna bagi anak untuk kehidupan dimasa mendatang. Baik untuk kehidupan disekolah maupun kehidupan di masyarakat.
7.Tujuan perantara
            Tujuan perantara disebut juga tujuan intermediair. Tujuan ini adalah merupakan alat atau sarana untuk mencapai tujua-tujuan yang lain,missalnya kita belajar bahasa inggris atau bahasa Belanda ,atau yang lain. Tujuan belajar bahasa Inggris agar kita mempelajari buku yang tertulis dalam bahasa inggris atau bahasa belanda, jadi kita belajar bahasa hanya sekedar alat saja.[16]                    
                Tujuan perantara ialah tujauan yang melayani tujuan pedidikan yang lain merupakan alat atau sarana untuk mencapai tujuan yang lain khusunya tujuan sementara. Misalnya anak dapat menulis merupakan pencapaian tujuan sementara, sedangkan anak menguasai teknik menulis seperti cara memegang pensil, bagaimana menulis huruf-hurufnya hal itu merupakan tujuan intermedier.[17]











BAB II
PENUTUP
Kesimpulan
             Diatas telah kita bahas berbagai Tahap-tahap tujuan dalam Pendidikan meliputi, tujuan tertinggi /terakhhir, tujuan umum, tujuan khusus dan tujuan dan tujuan sementara, dan sebagainya.Dari uraian diatas dapat kami simpulkan bahwa,”Tahap-tahap tujuan pendidikan”, menurut pandangan islam lebih dominan kepada pembentukan akhlak, akidah dan iman. Sedangkan secara umum Tahap-tahap tujuan Pendidikan pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan pengembangan kemapuan yang dimiliki. Apabila kedua hal ini digabungkan maka hasil dari pendidikan akan sangat maksimal dan menghasilkan peserta didik yang memiliki intelektual dan akhlak yang mulia.
            Dasar pendidikan menurut Islam fokus kepada Al-qur’an dan hadist sedang secara umum dasar pendidikan juga lebih menitik beratkan ke dasar religius.
            Tahap-tahap tujuan Pendidikan baik secara islam dan umum hampir memiliki kesamaan yaitu mendapatkan kesuksesan. Apabila digabungkan maka tujuan pendidikan adalah upaya untuk meraih kesuksesan hidup di dunia dan akherat. Pendidikan Islam dikatakan sebagai suatu sistem karena di dalamnya terdapat komponen-komponen atau unsur-unsur yang saling berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Unsur-unsur tersebut harus berjalan harmonis dan saling mendukung agar tujuan pendidikan Islam dapat tercapai dengan sempurna. Pendidikan Islam, tujuan akhirnya adalah mencetak insan kamil atau manusia sempurna dengan pola takwa dalam kehidupannya. Adapun wujud dari ketakwaan itu adalah akhlak anak didik. Akhlak anak didik itu mengacu pada kurikulum yang diterapkan dalam pendidikan yang dilaksanakan di berbagai lembaga.[18]
            Untuk mencapai tujuan tertinggi pendidikan Islam itu bukanlah perkara mudah dan tentunya memerlukan waktu yang tidak sebentar. Banyak faktor yang menunjang tercapainya tujuan tersebut. Peserta didik dan pendidik yang merupakan unsur-unsur penting dalam pendidikan tentunya memberikan pengaruh dalam upaya pencapaian tujuan pendidikan. Tindakan atau perbuatan mereka haruslah mengarah kepada tujuan sehingga tidak keluar dari aturan-aturan yang ada. Dengan demikian adanya kesesuaian antara cara yang dilakukan dengan tujuan yang diharapkan.
            “Tahap-tahap tujuan Pendidikan”merupakan salah satu kebutuhan pokok dalam hidup manusia. Untuk mendapatkan pendidikan yang baik maka perlu adanya pemahaman terhadap dasar dan tujuan pendidikan secara mendalam baik secara islam maupun secara umum.















DAFTAR PUSTAKA
1.Hasbullah,2011, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan Jakarta, Putaka Setia
2.Ahmadi,Drs,Haji Abu,Uhbiayati,Dra.Nur, September 2011, Ilmu Pendidikan, Jakarta Kalam Mulia.
3.Prof.Drs.H.Ramayulis,Mei 2011 Ilmu Pendidikan Islam. Bandung, Pustaka Setia.
4.Siswoyo, Dwi dkk.2007.Ilmu Pendidikan.Yogyakarta:Pustaka Setia.




[1] )Prof.Dr.Haji Ramayulis ,Ilmu Pendidikan,Mei 2011 hal 134
[2] ) Prof.Dr.Haji Ramayulis ,Ilmu Pendidikan,Mei 2011 hal 134
[3] ) ) Prof.Dr.Haji Ramayulis ,Ilmu Pendidikan,Mei 2011 hal 136
[4] ) Prof.Dr.Haji Ramayulis ,Ilmu Pendidikan,Mei 2011 hal 136
[5] Ibid  Ramayulis hal 137
[6] Ibid  Ramayulis hal 138
[7] Prof.Dr.Haji Ramayulis,Ilmu Pedidikan, Mei 2011,hal 140
[8] ) Prof.Dr.Haji Ramayulis,Ilmu Pedidikan, Mei 2011,hal 141
[9] )Prof.Dr.Haji Ramayulis ,Ilmu Pendidikan,Mei 2011 hal 142
[10] Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan,2011 hal 42
[11] Prof.Dr.Haji Ramayulis ,Ilmu Pendidikan,Mei 2011 hal 142
[12] Ibid,Dr.Haji.Ramayulis  hal 143
[13] Ibid,Dr.Haji.Ramayulis 
[14] ) Drs. H.Abu Ahmadi ,Dra.Nur Uhbiyati,Ilmu Pendidikan,September 2011,hal 107
[15] ) Drs. H.Abu Ahmadi ,Dra.Nur Uhbiyati,Ilmu Pendidikan,September 2011,hal 107
[16] Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan,2011 hal 32
[17] Siswoyo, Dwi dkk ,.Ilmu Pendidikan 2007.hal 43
[18] .Siswoyo, Dwi dkk..Ilmu Pendidikan 2007.hal 45

Tidak ada komentar:

Posting Komentar