TUGAS
SEMESTER
Mata
Kuliah Ilmu Pendidkan Umum
“Tahap-tahap
tujuan Pendidikan”
Dosen
Pengumpu:
Dra.
Isti Fatonah,MA.
Disusun
oleh:
R
U S I A
NPM:1284481
Jurusan
Tarbiyah
Program
Studi Pendidikan Agama Islam (F)
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGRI
(STAIN)
JURAI SIWO METRO
TAHUN 2013
BAB
I
PEMBHASAN
A.TAHAP-TAHAP TUJUAN PENDIDIKAN
Abu Ahmadi mengatakan bahwa
tahap-tahap tujuan Pendidikan Islam meliputi (1) tujuan tertinggi /terakhhir
,(2) tujuan umum ,(3) tujuan khusus dan tujuan dan (4)tujuan sementara,dan
sebagainya.
1.Tujuan tertinggi/Terakhir
Tujuan ini bersifat mutlak,tidak
mengalami perubahan dan berlaku umum , karena sesuai dengan konsep ketuhanan
yang mengandung kebenaran mutlak dan Universal . Tujuan tertinggi tersebut
dirumuskan dalam satu istilah yang disebut “Insan Kamil”(Manusia paripurna).)[1]
a.Menjadi
Hamba Allah.
Tujuan ini sejalan dengan tujuan
hidup dan penciptaan manusia ,yaitu semata-mata untuk beribadat kepada Allah
.Tujuan hidup yang diajadikan tujuan Pendidikan itu diambil dari Al-Quran.
Firman
Allah SWT,
Yang
artinya:
“Dan
aku (Allah) tidak menjadikan jin dan manusia melainkan untuk
menyembah-Ku”.(Q.S.Al-Zhariat:56)
b.Mengantarkan
subjek didik menjadi khalifah Allah fi al-Ardh, yang mampu memakmukan Bumi dan
melestarikannya dan lebih jauh lagi mewujutkan rahmat bagi alam sekitarnya
,sesuai dengan penciptaannya ,dan sebagai kosekwensi setelah menerima islam
sebagai pedoman hidup.)[2]
Firman
Allah SWT,
Yang
artinya:
“Ingatkanlah
ketiaka Tuhan berfirman kepada para Malaikat: Sesungguhnya Aku hendak menjadi seorang Kalifah di muka bumi
“(Q.S.2:20)
Firman
Allah SWT,
Yang
artinya:
“Dialah
yang menjadikan kamu khalifah-khalifah dimuka bumi .Barang siapa yang
kafir,maka (akibat) kekafirannya menimpa dirinya sendiri”.(Q.S. Al-An’am:165)
Firman
Allah SWT,
Yang
artinya:
“Dan
tiadalah kami mengutus kamu melainkan untuk( menjadi ) rahmat bagi semesta
alam”.(Q.S.Al-Anbiya:107)
Tujuan ini dalam rangka mengupayakan
agar peserta didik mampu menjadi khalifah
ini ,mengambil manfaatnya ,untuk kepentingan dirinya ,untuk kepentingan
umat manusia ,serta untuk kemaslahatan semua yang ada dimuka bumi ini.
c.Untuk
memperoleh kesejahteraan kebahagiaan hidup didunia sampai akhirat ,baik individu maupun masyarakat.
Selanjutnya
Firman Allah SWT,
Yang
artinya:
“Dan
carilah apa yang dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) kampong akhirat
,dan jangan kamu merupakan kebahgiaan dari( kenikmatan) duniawi” (Q.S.
Al-Qoshash:77)
Yang
artinya:
“Dan
diantara mereka ada orang yang mendo’a: “Ya Tuhan kami berilah kami kebaiakan
dunia dan kebaikan akhirat dan peliharalah dari siksa neraka . Mereka itulah
orang-orang yang dapat bahagia dari apa yang mereka usahakan ,dan Allah sangat
cepat perhitungannya” .(Q.S.Al-Baqarah : 21)
Artinya
:
“Bekerjalah
untuk urusan dunia seolah-olah enggkau akan hidup selama-lamanya,dan bekerjalah
untuk urusan akhirat seolah-olah engkau akan mati esok hari”.(Al-hadits)
Ketiga tujuan tertinggi tersebut
pada dasarnya merpakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan karena pencapaian
tujuan yang satu memerlukan yang lain ,bahkan secara ideal ketiga-tiganya harus
tercapai yang sama seimbang .
Ketiga tujuan tertainggi tersebut
,berdasarkan pengalaman sejarah hidup manusia dan pengalaman aktivitas
Pendidikan dari masa ke masa ,belum tercapai seluruhnya ,baik secara individu
maupun social .Apabila yang disebut kebahgiaan dunia dan akhirat ,kedua-duanya
,tidak mungkin diketahui tingkat pencapaiannya secara empirik.)[3]
Namun demikian,perlu ditegaskan
sekali lagi ,tujuan tertinggi diyakini sebagaisesuatu yang ideal dan dapat
memotivasi usaha pendidik dan bahkan dapat menjadi aktivitas pendidik lebih
bermakna.
2.Tujuan Umum
Berbeda dengan tujuan tertinggi yang
lebih mengutamakan pendekatan filosofis,tujuan umum lebih bersifat empiric dan
realistic. Tujuan umum berpungsi sebagai arah yang taraf pencapaiannya dapat
diukur karena menyangkut perubahan sikap,prilaku dan kepribadian peserta didik.[4]
Pendidikan merupakan
upayapengembangan potensi atau sumberdaya insane berarti telah mampu
merealisasikan ( self realization),menampilkan diri sebagai pribadi yang utuh
(pribadi muslim).Proses pencapaian realisasi diri tersebut dalam istilah
psikologi disebut becoming,yaitu proses menjadikan diri dengan ketuhanan
pribadinya . Sedang untuk sampai pada keutuhan pribadi diperlukan proses
pengembangan tahap demi tahap disebut dengan proses development.
Tercapainya self realization yang utuh merupakan tujuan umum Pendidikan Islam
yang proses mencapainya melalui berbagi lingkungan atau lembaga Pendidikan
,baik Pendidikan keluarga ,sekolah, atau masyarakat secara formal ,non
formal,maupun impormal.
Salah satu formulasi dari realisasi
dari berbagai tujuan Pendidikan yang bersifat umum ialah rumusan yang
disarankan oleh Konferensi Internasional Pertama tentang Pendidikan Islam di
Mekah 8 April 1977 yang menyatakan Pendidikan harus diserahkan untuk mencapai
pertumbuhan keseimbangan kepribadian manusia menyeluruh ,melalaui latiahan
jiwa,intelek,jiwa rasional, perasaan, dan penghayatan lahir. Karena itu
Pendidikan harus menyiapkan pertumbuhan manusia dalam segi spiritual,
intelektual, imajinatif, jasmani, ilmu linguistic,baik individu manupun
kolektif, dan semua itu didasari oleh motivasi mencapai kebaikan dan
perfeksi.Tujuan akhir pendidkan muslim itu terletak pada(aktifitas)merealisasikan
pengabdian kemunusiaan seluruhnya.[5]
Sementara itu para ahli Pendidikan
Islam telah merumuskan pula tujuan umum Pendidikan Islam ini antara lain:
a.Al-Abrasyi
misalnya,dalam kajiannya tentang Pendidikan islam telah menyimpulkan lima tujuan
umum bagi Pendidikan Islam , yaitu.
1.Untuk mengadakan pembentukan
akhlak yang mulia
2.persiapan untuk kehidupan dunia
dan akhirat .
3.Persiapan untuk mencari rezeki dan
memelihara segi manfaat ,atau dikenal sekarang dengan nama tujua-tujuan vokasional
dan professional.
4.Menumbuhkan semangat Ilmiah pada
pelajar dan memuaskan keinginan tahu(curiosity) dan memungkin ia mengkaji ilmu
demi ilmu itu sendiri.
5.Menyiapkan pelajar dari segi
professional ,teknikal,dan pertukangan supaya dpat menguasai propesi tertentu,
dan keterampilan pekerjaan tertentu agar ia dapat mencari rezeki dalam hidup disamping memelihara kerohanian
dan keagamaan.
b.Tokoh
lain juga menyingung juga menyinggung masalah tujuan umum dalam Pendidikan
Islam adalah Nahlawy. Nahlawy menunjuk 4 tujuan umum Pendidikan Islam.
1) Pendidikan akal danpersiapan
pikiran. Allah menyuruh manusia untuk merenungkan kejadian langit dan beriman
kepada Allah.
2) Menumbuhkan potensi-potensi dan
bakat-bakat asal pada anak-anak. Islam ialah agama fitrah, sebab ajaranya tidak
asing bagi tabiat asal manusia,bahkan ia adalah fitrah yang manusia diciptakan
sesuai dengannya, tidak ada kesukaran perkara luar biasa.
3) Menaruh perhatian pada kekuatan
potensi generasi muda dan mendidik mereka sebaik-baiknya,baik laki-laki maupun
perempuan.
4) Berusaha untuk menyumbang segala
potensi dan bakat manusia.
c.Sementara
itu ,Al-buthi juga menyebutkan tuju macam tujuan umum sebagai berikut.[6]
1) Mencapai keridhoan Allah menjauhi
murka dan siksanya-Nya dan melaksanakan pengabdian yang tulus iklas kapada
–Nya. Tujuan ini diangap induk dari segala tujuan-tujuan Pendidikan Islam.
2) Mengangkat Taraf Akhlak dalam
masyarakat berdasarkan pada agama yang diturunkan untuk membimbing masyarakat
kearah yang diridhoi oleh-Nya.
3) Memupuk rasa cinta tanah air pada
diri manusia berdasarkan pada agama yang diturunkan untuk membimbing masyarakat
kerah yang diridhoi oleh-Nya.
4) Memupuk rasa cinta tanah air pada
diri manusia berdasarkan pada agama dan ajaran-ajaran yang dibawanya, begitu
juga mengajar manusia pada nilai-nilai akhlak yang mulia.
5) Mewujudkan ketentraman didalam
jiwa dan akidah yang dalam penyerahan dan kepatuhan yang iklas kepada Allah.
6) Memelihara bahasa dan kesastraan
Arab sebagai bahasa Al-Quraan,dan
sebagai wadah kebudayaan dan unsure-unsur kebudayaan Islam yang paling
menonjol, menyebarkan kesadaran Islam yang sebenarnya dan menunjukan hakekat
agama atas kebersihan dan kecermelangannya.
7) Meneguhkan perpaduan tanah air
dan menyatukan barisan melalui usaha menghilangkan perselisihan, bergabung dan
bekerja sama dalam rangka prinsip-prinsip dan kepercayaan Islam yang terkandung
dalam Al-Qur’an dan sunah.
Kenyataan menunjukan bahwa baik
tujuan tertinggi/terakhir maupun tujuan umum, dalam praktek Pendidikan boleh
diktakan tidak pernah tercapai sepenuhnya. Dengan perkataan lain, untuk
mencapai tujuan tertinggi/akhir itu diperlukan upaya yang tidak berakhir, sedangkan tujuan umum
“realisasi diri” adalah becoming,
selama hayad proses pencapaiaannya tetap berlangsung secara berkelanjutan.
Dalam Islam dikenal dengan konsep
Pendidikan sepanjang hayat,sesuai dengan hadits Nabi: “Tuntutlah ilmu dri buaian sampai keliang lahat”. Dengan demikian bukan apologi bila diktakan
konsep yang dewasa ini popular dengan sebutan long life education.
3.Tujuan Khusus
Tujuan khusus adalah pengkhususan atau
operasional tujuan tertinggi/terakhir dan tujuan umum(Pendidikan Islam). Tujuan
khusus bersifat relative sehingga dimungkinkan untuk diadakan perubahan dimana
perlu sesuai dengan tuntunan dan kebutuahan,selama tetap berpijak pada kerangka
tujuan tertinggi/terakhir dan umum itu. Pengkhususan tujuan dapat didasarkan
kepada:
a.Kultur dan cita-cita suatu bangsa .
Setiap bangsa pada umumnya memiliki
tradisi dan budaya sendiri-sendiri. Perbedaan antara berbagai bangsa inilah
yang memungkinkan sekali adanya perbedaan cita-citanya. Sehingga terjadi pula
perbedaan dalam merumuskan tujuan yang dikehendakinya dibidang Pendidikan.
b.Minat,
bakat , dan kesanggupan subjek didik.
Islam mengakui perbedaan individu
dalam hal minat, bakat dan kemampuan. Hal ini bisa dilihat dari keterangan
Al-Quran Al-Karim.
Firman
Allah SWT :
Artinya
:
“
Katakanlah : Tiap-tiap yang berbuat
menurut keadaannya masing-masing. Maka Tuahanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar menentukan.”
c.Tujuan
situasi, kondisi pada kurun waktu tertentu.
Apabila tujuan khusus Pendidikan
tidak mempertimbangkan factor situasi dan kondisi pada kurunwaktu tertentu,
maka Pendidikan akan kurang memiliki daya guna sebagai mana minat dan perhtian
subjek didik;
Hasan Langgulung, mencoba merumuskan
tujuan khusus yang mungkin dimasukan dibawah penumbuhan semangat agama dan
akhlak adalah antara lain sebagai berikut:[7]
1) Memperkenalakan pada generasi
muda akan akidah Islam, dasar-dasarnya, asal usul ibadat, dan cara-cara
melaksanakannya dengan betul, dengan membiasakan mereka berhati-hati mematuhi
akidah-akidah agama serta menjalankannya
serta menghormati syair-syair agama.
2) Menumbuhkan kesadaran yang betul
pada diri pelajar terhadap agama termasuk prinsip-prinsip dan dasar-dasar
akhlak yang mulia.
3) Menanamkan keimanan kepada Allah
Pencipta Alam, kepada Malaikat, Rosul-rosulnya, kitab-kitab dan hari kiamat
berdasarkan pada paham kesadaran dan perasaan.
4) Menumbuhkan minat generasi muda
untuk menambah pengetahuan dalam adab dan pengetahuan keagamaan dan untuk
mengikuti hokum-hukum agama dengan kecintaan dan kerelaan.
5) Menanamkan rasa cinta dan
pengetahuan kepada Al-quan, membacanya dengan baik, memahaminya, dan mengamalkannya
ajaran-ajaranya.
6) Menumbuhkan rasa bangga terhadap
sejarah dan kebudaan Islam dan pahlawan-pahlawannya serta mengikuti jejak
mereka.
7) Menumbuhkan rasa rela
,optimis,percaya diri, tanggungjawab, menghargai kewajaiban, tolong menolong atas
kebaiakan dan takwa,kasih sayang, cinta kebaiakan, sabar, berjuanag untuk
kebaikan, memegang teguh pada prinsip, berkorban untuk agama dan tanah air
bersiap untuk membelanya.
8) Mendidik naluri, motivasinya, dan
keinginan generasi generasi muda dan menguatkannya dengan akidah dan
nilai-nilai, dan membiasakan mereka menahan motivasinya, mengatur omosi dan
membimbingnya dengan baik, begitu juga mengajarkan mereka berpegang pada adab
sopan pada hubungan dan pergaulan mereka baik dirumah, di sekolah atau dimana
saja.
9) Menanamkan iman yang kuat kepada
Allah pada diri mereka, perasaan keagamaan, semangat keagamaan dan akhlak pada
diri mereka dan menyuburkan hati mereka dengan rasa cinta, zikir,takwa dan
takut kepada Allah.
10) Membersihkan hati mereka dari
rasa dengki, hasat, iri hati, benci, kekasaran, ogoisme, tipuan, khianat,
nifak, raga, serta perpecahan, dan perselisihan.
4.Tujuan sementara
Tujuan sementara pada umumnya
meruapan tujuan-tujuan yang dikembangkan dalam rangka menjawab segala tuntunan kehidupan
. Karena tujuan sementara itu kondisoanl ,tergantung factor dimana peserta
didik tinggal atau hidup.Dengan
berangkat pertimbangan kondisi itulah pendidik islam dpat menyesuaiankan
diri untuk memenuhi prisip dinamis dalam Pendidikan dengan lingkungan yang
bercorak apapun,yang membedakan antara satu wilayah dengan wilayah yang lain,
yang penting orientasi dari Pendidikan itu tidak keluar dari nilai-nilai ideal
Islam.)[8]
Menurut Zakiah Daradjat, tujuan
sementara itu merupakan tujuan yang akan dicapai setelah anak didik diberi sejumlah
pengalaman tertentu yang direncanakan dalam suatu kurikulum pendidikan formal.[9]
Dalam tujuan sementara bentuk insan
kamil dengan Abudiyah sudah keliahtan meskipun dalam ukuaran sederhana,
sekurang-kurangnya beberapa cirri pokok sudah keliahatan pada pribadi anak
didik. Tujuan Pendidikan Islam seolah-seolah merupakan suatu lingkaran yang
pada tingkat paling rendah mungkin merupakan suatu lingkran kecil. Semakin
tinggi tingkatan pendidikannya, lingkaran tersebut semakin besar. Tetapi sejak
dari tujuan tingkat permulaan, bentuk lingkaran nya sudah harus kelihatan.
Bentuk lingkaran ini yang menggambarkan insan
kamil itu. Disinilah barangkali perbedaan yang mendasar dari tujuan
Pendidikan Islam dibandingkan dengan Pendidikan laianya.
Tujuan Pendidikan Islam diatas jauh
berbeda dengan tujuan yang akan dicapai oleh tujuan Pendidikan hasil rancangan
disuatu Negara. Kekurangan dari tujuan yang dilandasi oleh falsafah dengan
demikian menurut Langgulung mengarah pada tujuan kebendaan ,seperti yang
terdapat didalam tujuan Pendidikan dinegara kapitalis dan komunis.[10]
Implisinya tujuan Pendidikan di
Amerika adalah untuk menciptakan warga Negara yang pragmatis, dinegara komunis
menciptakan warga Negara komunis marxis dan begitulah seterusnya. Kedua
falsafah yang kita sebutakan diatas, sekalipun nampaknya berbeda tapi
serupa,yaitu bahwa kebahgiaan manusia hanya dapat diciptakan dengan memperbaiki
keadaan ekonomi(materi). Golongan kafitalisme beranggapan bahwa perbaikan
ekonomi(materi) itu hanya dapat dalam suasana persaingan bebas dimana akan
membawa kemajuan dan kemakmuran masyarakat termasuk individu yang ada
didalamnya. Sebaliknya golongan komunis berangapan bahwa untuk memperbaiki
ekonomi golongan terbesar rakyat, maka sumber-sumber sumber-sumber produksi
dipegang rakyat terbesar itu, yang tentunya tidak mungkin dirinya dictator
proletariat, dengan demikian kekayaan dan kemakmuran dapat dinikmati oleh
sebagaian besar rakyat. Kedua Falsafah itu tampak berbeda tetapi serupa dalam
hasil akhirnya yang terlihat sudah cukup , atau dengan kata lain tujuan
Pendidikan dibawah lindungan falsafah itu itu adalah tujuan pembendaan[11]
Menurut Nurcholis Madjjid “Comunis
Marxist” adalah penganut paham nasionalisme, sedangkan rasionalisme adalah
suatu paham yang mengkui kemutlakan se rosio sebagaimana dianut kaum komunis,
maka seorang rasionalis adalah orang yang mengunkan akal pikiran dalam
menemukan kebenaran. Akan tetapi kebenaran yang ditemukannya itu adalah
kebenaran insaninya, yang karena itu merupakan sifat relative bagi manusia.
Kebenaran yang mutlak yang hanya dapat diketahui manusia melalaui sutu yang
lain lebih tinggi dari pada rasio adalah wahyu, melahirkan agama-agama tuhan
melalui nabi-nabi.
Begitu pula dalam filasafat
orang(yunani) yang mendsarkan pendapat pada pada pendapat bahwa kesempurnaan
masyarakat masyarakat harmonis yang penuh dengan keindahan serta keadilan bila
dicapai dengan intelegensi, tanpa memerlukan [12]bantuan
kekuatan supranatural lain.[13]
Paham nasionalisme, pragmatisme,
dalam moderenisasi barat berjalan dengan proses pemisahan terhadap dasar dan
nilai-nilai agama akhirnya melahirkan sukularisme. Sukularisme adalah istialah
yang dipakai untuk mengatakan suatu proses yang berlaku demikian rupa, sehinga
orang, golongan atau masyarakat yang bersangkutan semakin berhaluan duniawi,
artinya semakin berpaling dari agama atau mungkin berkurang memerlukan
nilai-nilai atau norma-norma yang diangap kekal(agama).
Dengan kata lain sukularisme adalah
suatu paham yang mengatakn bahwa Tuhan tidak akan pernah berhak mengurusi
masalah duniawi, masalah duniawi harus
dengan cara lain, yang datang dari Tuhan. Jadi sukularisme adalah paham tidak
bertuhan. Tujuaan Pendidikan seperti disebut diatas jelas mengarah pada tujuan
Pendidikan islam yang menekan pada keseimbangan antara material dan spiritual
serta duniawi dan ukhrawi.
5.Tujuan tak lengkap
Tujuan
tak lengkap barkaitan dengan aspek-aspek Pendidikan.Tiap aspek-aspek Pendidikan
mempunyai tujuan Pendidikan sendiri-sendiri,Tujuan dari masing-masin aspek
Pendidikan inilah yang dimaksutdengan tujuan Pendidikan tak lengkap. Sebab
masing-masing aspek itu menganggap dirinya seolah-olah terlepas dari aspek
Pendidikan yang lain . Padahal masing-masing aspek pendidikan secara
keseluruhan. Oleh karena itu tujuan dari masing-masing aspek itu harus
dilengkapi dengan tujuan dari aspek-aspek yang lain.)[14]
Perlu diketahui ,bahwa kita tidak
boleh mementingkan salah satu aspek saja,dan mengabaikan aspek-aspek lain.
Hal demikian ini akan mengakibatkan
adanya Pendidikan yang berat sebelah , tidak dapat menghasilkan perkembangan
yang harmonis dari anak didik.
6.Tujuan Insidental( tujuan
seketika atau sesaat)
Tujuan
ini timbul secara kebetualan,secara mendadak hanya bersifat sesaat. Misalnya : Tujuan untuk mengadakan hiburan
atau Variasi dalam kehidupan sekolah ,maka diadakan darmawisata kesuatu
tempat.Dalam hal ini tujuan itu telah selesai ,setelah darma wisata
dilaksanakan.)[15]
Biarpun tujuan insidentil hanya
besifat kebetulan dan bersifat sesaat, namaun tidak berarti tujuan insidentil
ini tidak ada hubungannya dengan tujuan-tujuan Pendidikan yang lain tau dengan
tujauan umum. Melainkan pengalaman-pengalaman yang sangat berguna bagi anak
untuk kehidupan dimasa mendatang. Baik untuk kehidupan disekolah maupun
kehidupan di masyarakat.
7.Tujuan perantara
Tujuan perantara disebut juga tujuan
intermediair. Tujuan ini adalah merupakan alat atau sarana untuk mencapai
tujua-tujuan yang lain,missalnya kita belajar bahasa inggris atau bahasa
Belanda ,atau yang lain. Tujuan belajar bahasa Inggris agar kita mempelajari
buku yang tertulis dalam bahasa inggris atau bahasa belanda, jadi kita belajar bahasa hanya sekedar alat saja.[16]
Tujuan perantara ialah tujauan
yang melayani tujuan pedidikan yang lain merupakan alat atau sarana untuk
mencapai tujuan yang lain khusunya tujuan sementara. Misalnya anak dapat
menulis merupakan pencapaian tujuan sementara, sedangkan anak menguasai teknik
menulis seperti cara memegang pensil, bagaimana menulis huruf-hurufnya hal itu
merupakan tujuan intermedier.[17]
BAB
II
PENUTUP
Kesimpulan
Diatas telah kita bahas berbagai Tahap-tahap
tujuan dalam Pendidikan meliputi, tujuan tertinggi /terakhhir, tujuan umum,
tujuan khusus dan tujuan dan tujuan sementara, dan sebagainya.Dari uraian
diatas dapat kami simpulkan bahwa,”Tahap-tahap tujuan pendidikan”,
menurut pandangan islam lebih dominan kepada pembentukan akhlak, akidah dan
iman. Sedangkan secara umum Tahap-tahap tujuan Pendidikan pendidikan adalah
proses pengubahan sikap dan pengembangan kemapuan yang dimiliki. Apabila kedua
hal ini digabungkan maka hasil dari pendidikan akan sangat maksimal dan
menghasilkan peserta didik yang memiliki intelektual dan akhlak yang mulia.
Dasar pendidikan menurut Islam fokus
kepada Al-qur’an dan hadist sedang secara umum dasar pendidikan juga lebih
menitik beratkan ke dasar religius.
Tahap-tahap
tujuan Pendidikan baik secara islam dan umum hampir memiliki kesamaan yaitu
mendapatkan kesuksesan. Apabila digabungkan maka tujuan pendidikan adalah upaya
untuk meraih kesuksesan hidup di dunia dan akherat. Pendidikan
Islam dikatakan sebagai suatu sistem karena di dalamnya terdapat
komponen-komponen atau unsur-unsur yang saling berinteraksi untuk mencapai
suatu tujuan. Unsur-unsur tersebut harus berjalan harmonis dan saling mendukung
agar tujuan pendidikan Islam dapat tercapai dengan sempurna. Pendidikan Islam,
tujuan akhirnya adalah mencetak insan kamil atau manusia sempurna dengan pola
takwa dalam kehidupannya. Adapun wujud dari ketakwaan itu adalah akhlak anak
didik. Akhlak anak didik itu mengacu pada kurikulum yang diterapkan dalam
pendidikan yang dilaksanakan di berbagai lembaga.[18]
Untuk mencapai tujuan tertinggi
pendidikan Islam itu bukanlah perkara mudah dan tentunya memerlukan waktu yang
tidak sebentar. Banyak faktor yang menunjang tercapainya tujuan tersebut.
Peserta didik dan pendidik yang merupakan unsur-unsur penting dalam pendidikan
tentunya memberikan pengaruh dalam upaya pencapaian tujuan pendidikan. Tindakan
atau perbuatan mereka haruslah mengarah kepada tujuan sehingga tidak keluar
dari aturan-aturan yang ada. Dengan demikian adanya kesesuaian antara cara yang
dilakukan dengan tujuan yang diharapkan.
“Tahap-tahap
tujuan Pendidikan”merupakan salah satu kebutuhan pokok dalam hidup
manusia. Untuk mendapatkan pendidikan yang baik maka perlu adanya pemahaman
terhadap dasar dan tujuan pendidikan secara mendalam baik secara islam maupun
secara umum.
DAFTAR
PUSTAKA
1.Hasbullah,2011, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan Jakarta, Putaka Setia
2.Ahmadi,Drs,Haji Abu,Uhbiayati,Dra.Nur, September
2011, Ilmu Pendidikan, Jakarta Kalam
Mulia.
3.Prof.Drs.H.Ramayulis,Mei 2011 Ilmu Pendidikan Islam. Bandung, Pustaka Setia.
4.Siswoyo, Dwi dkk.2007.Ilmu
Pendidikan.Yogyakarta:Pustaka Setia.
[1]
)Prof.Dr.Haji Ramayulis ,Ilmu Pendidikan,Mei 2011 hal 134
[2] ) Prof.Dr.Haji
Ramayulis ,Ilmu Pendidikan,Mei 2011 hal 134
[3] ) )
Prof.Dr.Haji Ramayulis ,Ilmu Pendidikan,Mei 2011 hal 136
[4] ) Prof.Dr.Haji
Ramayulis ,Ilmu Pendidikan,Mei 2011 hal 136
[5] Ibid Ramayulis hal 137
[6] Ibid Ramayulis hal 138
[7] Prof.Dr.Haji
Ramayulis,Ilmu Pedidikan, Mei 2011,hal 140
[8] )
Prof.Dr.Haji Ramayulis,Ilmu Pedidikan, Mei 2011,hal 141
[9]
)Prof.Dr.Haji Ramayulis ,Ilmu Pendidikan,Mei 2011 hal 142
[10] Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan,2011 hal 42
[11]
Prof.Dr.Haji Ramayulis ,Ilmu Pendidikan,Mei 2011 hal 142
[12] Ibid,Dr.Haji.Ramayulis hal
143
[13] Ibid,Dr.Haji.Ramayulis
[14] )
Drs. H.Abu Ahmadi ,Dra.Nur Uhbiyati,Ilmu Pendidikan,September 2011,hal 107
[15] )
Drs. H.Abu Ahmadi ,Dra.Nur Uhbiyati,Ilmu Pendidikan,September 2011,hal 107
[16] Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan,2011 hal 32
[17] Siswoyo, Dwi dkk ,.Ilmu Pendidikan 2007.hal 43
[18] .Siswoyo, Dwi dkk..Ilmu Pendidikan 2007.hal 45
Tidak ada komentar:
Posting Komentar