Jumat, 30 Agustus 2013

tes

ggghh

Malakalah Bahasa Indonesia( Semester 1 Stain Jurai Siwo Metro


MAKALAH BAHASA INDONESIA
MODEL BAGAN TULIS DAN FORMAT, FORMAT GENERAL, FORMAT
DESKRIPTIP, FORMAT LAPORAN PENELITIAN
Dosen Pengampu:
SUDIRIN,M.Pd

Di Susun Oleh:
Kelompok 3


DI SUSUN OLEH:
KELOMPOK 3
1.Dedek Kurniasi                  7.Rusia
2.Diah Ramadhani                 8.Shella Winarsih
3.Hafian Bagja Permana        9.Sopan Auri
4.Kusnandar                          10.Sri Lestari
5.Lia Nurjanah                      11.Syaikhoni
6.Nur Aini

Kelas F
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
JURAI SIWO METRO
2012






KATA PENGANTAR


Assalamua’laikum wr.wb.
              Alhamdulilah kami panjatkan syukur dengan tulus kehadirat Allah Swt,karena berkat taufik hidayat-Nya makalah ini dapat terselesaikan,makalah ini di susun untuk tugas mata kuliah BAHASA INDONESIA  yang di ampu Bapak SUDIRIN,M.Pd
             Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan junjungan kita Nabi besar Muhammad Saw,berserta keluarga dan sahabat nya hingga akhir zaman,dengan di iringi upaya meneladani akhlaknya yang mulia.
                          Demi kesempurnaan makalah ini penyusun menerima kritik dan saran yang membangun,supaya makalah ini jadi yang lebih baik lagi.semoga makalah ini bermanfaat bagi penyusun khususnya dan dapat memberikan manfaat bagi pembaca umumnya.
                   Akhirnya kami berdo’a kehadirat Allah Swt mudah-mudahan upaya ini senantiasa mendapat bimbingan ridha Allah Swt.Amin ya Robbal Alamin.
Wassalamua’laikum wr.wb.



                Metro,06 November 2012

                                                                                                    Penulis



DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………........................................…….….....1
KATA PENGANTAR……………………………………….......................................………....2
DAFTAR ISI……………………………………………….......................................…………..3
BAB I:PENDAHULUAN
        a.Latar Belakang Masalah……………………………......................................…  ….…....4
        b.Tujuan …………………………………………….........................................................4
BAB II:PEMBAHASAN
        a. Model Bagan Tulis dan Format …………………….....................................……..........5
        b. Format General…………………………………...........................................................5 
        c. Format Deskriptif.…………………………. …………….......................................…...5
        d. Format Laporan Penelitian………………………..........................................................7
       
BAB III:PENUTUP
         KESIMPULAN…………………………………………….........................................…....9
         DAFTAR PUSTAKA…………………………………........................................…….... .10 




BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang Masalah

 Bahasa yaitu suatu alat komunikasi yang dipergunakan secara lisan maupun tulisan. Timbulnya suatu bahasa berdasarkan symbol-simbol. Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang berfungsi majemuk, bahasa tersebut merupakan bahasa Negara, bahasa resmi, bahasa persatuan, bahasa penghubung antar individu, dan merupakan juga bahasa pengantar di semua jenjang pendidikan formal maupun non formal.
Masyarakat dan mahasiswa pada saat ini dapat menyusun sebuah makalah dengan memperhatikan model bagan tulis dan format, format general, format deskriptif, dan format laporan penelitian sehingga penulisan makalah tersebut sesuai dengan prosedur yang telah di tentukan.

B.Tujuan

a.       Agar dapat berkomunikasi dengan baik
b.      Agar mampu memahami dan mengaplikasikan pembelajaran ini dalam kehidupan sehari-hari
c.       Agar dapat melakukan suatu penelitian








BAB II

PEMBAHASAN

A.    Model Bagan Tulis dan Format
Ada beberapa contoh sampul atau halaman depan sebuah tulisan ilmiah. Dalam penulisan karya ilmiah mahasiswa, kiranya ada beberapa model sampul depan itu dapat dipakai untuk memudahkan pengelompokkan dan pendataan.
a.       Sistem Angka Romawi-Arab
b.      Sistem Angka dan Huruf
c.       Sistem Desimal

B.     Format General

Ada beberapa prosedur di dalam format general, yaitu:
BAB 1. Tujuan dan Susunan
1.1  Tujuan Telaah/Studi
1.2  Hipotesis atau masalah
1.3  Ruang lingkup telaah
1.4  Keterbatasan
1.5  Definisi istilah
1.6  Tata susunan laporan dan penulisan

BAB 2.Pemandangan atas Riset-riset yang ada kaitan (Persiapan) suatu    pembahasan tentang riset-riset yang telah dilakukan dan ada hubungan dengan riset.


BAB 3. Pengolahan Data dan Analisis
              3.1 Metode pengumpulan data
              3.2 Metode analisis data
              3.3 Prosedur Validasi

          BAB 4. Hubungan Analisis
               4.1 Hipotesis 1
               4.2 Hipotesis 2
               4.3 Hipotesis 3


BAB 5. Rangkuman dan Saran
              5.1 Rangkuman dan Konklusi
              5.2 Saran untuk penelitian lanjutan
  5.3 Implikasi (tunjukan kelompok, teori, organisasi atau bidang ilmu yang dapat mengambil untuk riset)


C.    Format Deskriptif

BAB 1. Pengantar Umum
1.1  Pernyataan tujuan khusus
1.2  Definisi istilah kunci
1.3  Informasi latar belakang yang umum
1.4  Tata urut presentasi
BAB 2. Pandangan atas semua tertulis yang pernah ada
                         2.1 Rangkuman pokok pandangan yang berbeda tentang topic yang anda pilih seperti terhadap dalam buku-buku, majalah, dan artikel
                         2.2 Evaluasi kritis atas pandangan itu; tunjukkan kelemahan dan keunggulan
                         2.3 Konklusi umum tentang keadaan topic tersebut pada saat penulissan itu anda lakukan

BAB 3.Kerangka Konsep dan Metodologi
3.1 Pernyataan  hipotesis
3.2 Pembicaraan tentang metodologi riset yang digunakan;
                              hubungan antara hipotesis dan tujuan studi
3.3 pembicaraan tentang sumber dan alat untuk mengumpulkan
                             data
BAB 4. Analisis Data
4.1 Pengujian hipotesis dengan data yang terkumpul
4.2 Rangkuman analisis
BAB 5. Konklusi Umum    
5.1 Pengulangan tujuan
5.2 Konklusi dengan pernyataan menerima atau menolak hipotesis
5.3 Konklusi dalam hubungan dengan tujuan
5.4 saran-saran bagi riset lanjutan
5.5 Implikasi bagi model kelompok teori atau bidang ilmu

D.    Format Laporan Penelitian

A.    Bagian awal
1.      Halaman judul
2.      Halaman ucapan terima kasih
3.      Daftar isi
4.      Daftar gambar, daftar grafik
5.      Daftar angka-angka

B.     Badan atau bagian Utama Laporan
1.      Pendahuluan
1.1  Pernyataan masalah pertanyaan khusus yang harus dijawab-hipotesis yang harus diuji
1.2  Makna problem
1.3  Tujuan telaah atau studi
1.4  Definisi istilah yang penting
2.      Pandangan tentang laporan-laporan atau penelitian yang pernah diadakan atau yang ada hubungan dengan masalah yang akan kemukakan
3.      Desain Telaah atau studi
3.1  Prosedur yang ditempuh
3.2  Sumber-sumber data
3.3  Metode pengumpulan data
3.4  Deskripsi data-instrumen yang dipergunakan
4.      Presentasi dan Analisis Data
4.1  Teks
4.2  Tabel
4.3  Angka-angka
5.      Rangkuman dan Kesimpulan
5.1  Pengulangan masalah
5.2  Deskripsi prosedur yang ditempuh
5.3  Penemuan utama dan kesimpulan
5.4  Rekomendasi untuk penelitian lanjutan

C.     Bagian Referensi
1.      Bibliografi
2.      Apendiks

BAB III
PENUTUP



  KESIMPULAN

            Berdasarkan pembahasan atau pengumpulan data dari kami,kami dapat menyimpulkan bahwasan nya kami telah mempelajari tentang Model Bagan Tulis dan Format,Format General,Format Deskriptif dan Format Laporan Penelitian,sehingga kami dapat menyusun makalah tersebut dengan baik dan benar secara prosedur nya.sehingga makalah tersebut bermanfaat bagi pembacanya.












DAFTAR PUSTAKA

JS,Badudu.1990,Berbahasa baik dan Benar,Jakarta:Nusa Indah
Goerys,keraf.1990,Komposisi Bahasa Indonesia,Jakarta:Nusa Indah
Sudirin,M.Pd.2007,Bahasa Indonesia:Sekolah Tinggi Agama Islam Negri Metro











Senin, 26 Agustus 2013

STAIN-JURAI SIWO METRO,LAMPUNG=> MAKALAH SEJARAH PENDIDIKAN


MAKALAH
TUGAS SEMESTER
Sejarah Pendidikan
“Pendidikan pada masa Kemerdekaan”
Dosen Pengumpu:
Bapak Muktar



Disusun oleh:
R U S I A
NPM:1284481
Jurusan Tarbiyah
Program Studi Pendidikan Agama Islam (F)


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGRI
(STAIN) JURAI SIWO METRO
TAHUN 2013





BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
            Perkembangan pendidikan semenjak kita mencapai kemerdekaan memberikan gambaran yang penuh dengan kesulitan. Pada masa ini, usaha penting dari pemerintah Indonesia pada permulaan adalah tokoh pendidik yang telah berjasa dalam zaman kolonial menjadi menteri pengajaran. Dalam kongres pendidikan, Menteri Pengajaran dan Pendidikan tersebut membentuk panitia perancang RUU mengenai pendidikan dan pengajaran. Hal ini dimaksudkan untuk membentuk sebuah sistem pendidikan yang berlandaskan pada ideologi Bangsa Indonesia sendiri.
            Praktek pendidikan zaman Indonesia merdeka sampai tahun 1965 bisa dikatakan banyak dipengaruhi oleh sistem pendidikan Belanda. Praktek pendidikan zaman kolonial Belanda ditujukan untuk mengembangkan kemampuan penduduk pribumi secepat-cepatnya melalui pendidikan Barat. Diharapkan praktek pendidikan Barat ini akan bisa mempersiapkan kaum pribumi menjadi kelas menengah baru yang mampu menjabat sebagai "pangreh praja". Praktek pendidikan kolonial ini tetap menunjukkan diskriminasi antara anak pejabat dan anak kebanyakan. Kesempatan luas tetap saja diperoleh anak-anak dari lapisan atas. Dengan demikian, sesungguhnya tujuan pendidikan adalah demi kepentingan penjajah untuk dapat melangsungkan penjajahannya. Yakni, menciptakan tenaga kerja yang bisa menjalankan tugas-tugas penjajah dalam mengeksploitasi sumber dan kekayaan alam Indonesia. Di samping itu, dengan pendidikan model Barat akan diharapkan muncul kaum bumi putera yang berbudaya barat, sehingga tersisih dari kehidupan masyarakat kebanyakan.             Pendidikan zaman Belanda membedakan antara pendidikan untuk orang pribumi. Demikian pula bahasa yang digunakan berbeda. Namun perlu dicatat, betapapun juga pendidikan Barat (Belanda) memiliki peran yang penting dalam melahirkan pejuang-pejuang yang akhirnya berhasil melahirkan kemerdekaan Indonesia.

B.     RUMUSAN MASALAH
            Untuk membicarakan tentang Perkembangan Perkembangan Pendidikan Pada Masa Jaman Kemerdekaan Indonesia yang mengingat materinya yang sangat luas dan mengingat waktunya yang terbatas maka perkenankan kami dalam tulisan ini hanya akan menyampaikan pokok-pokok permasahannya yang meliputi:
1.      Pendidikan pada masa kemerdekaan
2.      Keadaan masyarakat pada masa orde lama
3.      Semangat bergulirnya pemikiran dari tokoh pendidikan klasik
4.      Pendidikan insonesia setelah kemerdekaan


C.    MANFA’AT MAKALAH
            Supaya pembaca lebih mengerti dan memahami lagi tentang Perkembangan Pendidikan Pada Masa Zaman Kemerdekaan Indonesia.



BAB II
PEMBAHASAN

A.    PENDIDIKAN PADA MASA KEMERDEKAAN

            Perkembangan pendidikan semenjak kita mencapai kemerdekaan memberikan gambaran yang penuh dengan kesulitan. Pada masa ini, usaha penting dari pemerintah Indonesia pada permulaan adalah tokoh pendidik yang telah berjasa dalam zaman kolonial menjadi menteri pengajaran. Dalam kongres pendidikan, Menteri Pengajaran dan Pendidikan tersebut membentuk panitia perancang RUU mengenai pendidikan dan pengajaran. Hal ini dimaksudkan untuk membentuk sebuah sistem pendidikan yang berlandaskan pada ideologi Bangsa Indonesia sendiri.
            Praktek pendidikan zaman Indonesia merdeka sampai tahun 1965 bisa dikatakan banyak dipengaruhi oleh sistem pendidikan Belanda. Praktek pendidikan zaman kolonial Belanda ditujukan untuk mengembangkan kemampuan penduduk pribumi secepat-cepatnya melalui pendidikan Barat. Diharapkan praktek pendidikan             Barat ini akan bisa mempersiapkan kaum pribumi menjadi kelas menengah baru yang mampu menjabat sebagai "pangreh praja". Praktek pendidikan kolonial ini tetap menunjukkan diskriminasi antara anak pejabat dan anak kebanyakan. Kesempatan luas tetap saja diperoleh anak-anak dari lapisan atas. Dengan demikian, sesungguhnya tujuan pendidikan adalah demi kepentingan penjajah untuk dapat melangsungkan penjajahannya. Yakni, menciptakan tenaga kerja yang bisa menjalankan tugas-tugas penjajah dalam mengeksploitasi sumber dan kekayaan alam Indonesia. Di samping itu, dengan pendidikan model Barat akan diharapkan muncul kaum bumi putera yang berbudaya barat, sehingga tersisih dari kehidupan masyarakat kebanyakan. Pendidikan zaman Belanda membedakan antara pendidikan untuk orang pribumi. Demikian pula bahasa yang digunakan berbeda. Namun perlu dicatat, betapapun juga pendidikan Barat (Belanda) memiliki peran yang penting dalam melahirkan pejuang-pejuang yang akhirnya berhasil melahirkan kemerdekaan Indonesia.
            Pada zaman Jepang meski hanya dalam tempo yang singkat, tetapi bagi dunia pendidikan Indonesia memiliki arti yang amat signifikan. Sebab, lewat pendidikan Jepang-lah sistem pendidikan disatukan. Tidak ada lagi pendidikan bagi orang asing dengan pengantar bahasa Belanda.
            Satu sistem pendidikan nasional tersebut diteruskan se telah bangsa Indonesia berhasil merebut kemerdekaan dari penjajah Belanda. Pemerintah Indonesia berupaya melaksanakan pendidikan nasional yang berlandaskan pada budaya bangsa sendiri. Tujuan pendidikan nasional adalah untuk menciptakan warga negara yang sosial, demokratis, cakap dan bertanggung jawab dan siap sedia menyumbangkan tenaga dan pikiran untuk negara. Praktek pendidikan selepas penjajahan menekankan pengembangan jiwa patriotisme. Dari pendekatan "Macrocosmics", bisa dianalisis bahwa praktek pendidikan tidak bisa dilepaskan dari lingkungan, baik lingkungan sosial, politik, ekonomi maupun lingkungan lainnya. Pada masa ini, lingkungan politik terasa mendominir praktek pendidikan. Upaya membangkitkan patriotisme dan nasionalisme terasa berlebihan, sehingga menurunkan kualitas pendidikan itu sendiri.
B.     KEADAAN MASYARAKAT PADA MASA ORDE LAMA
            Sesudah proklamasi kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945, terjadi perubahan kehidupan sosial dalam masyarakat Indonesia. Pada waktu zaman kolonial Belanda adanya diskriminasi sebagai ciri pokoknya menempatkan bangsa Belanda sebagai warga negara kelas satu, kemudian timur asing dan yang terakhir adalah golongan pribumi Indonesia. Struktur itu berubah lagi setelah zaman pendudukan Jepang tingkatannya meliputi kelas 1 adalah orang Jepang, Pribumi Indonesia kelas 2, dan Timur Asing dan Indo menjadi warga negara kelas 3.
            Setelah Indonesia merdeka diskriminasi yang pernah dilakukan oleh kolonial Belanda maupun Jepang dihapuskan. Indonesia tidak mengadakan perbedaan perlakuan berdasarkan ras, keturunan, agama, atau kepercayaan yang dianut warga negaranya. Semua warga negara mempunyai hak dan kewajiban yang sama. Namun, di sana-sini masih terdapat sisa-sisa semangat diskriminasi dari zaman penjajahan yang harus kita lenyapkan.
            Tetapi zaman permulaan yang penuh semangat kebangsaan dalam menghadapi musuh dari luar, seperti ancaman Belanda yang masih selalu berusaha kembali ke Indonesia bersama NICA, juga mulai masuk musuh dari dalam yang berbentuk pengaruh ideologi Komunis. Akhirnya PKI menjadi partai politik yang terbesar dan terkuat. Pengaruh ini mulai masuk ke dalam parpol seperti PNI dengan mengubah namanya menjadi Marhaenism dari PNI menjadi Marxisme yang diterapkan dalam kondisi Indonesia.Ke dalam dunia pendidikan, pengaruh ideologi kiri masuk melalui pengangkatan Menteri PP dan K Prof. Dr. Priyono dari partai kiri Murba.

C.SEMANGAT BERGULIRNYA PEMIKIRAN DARI TOKOH PENDIDIKAN KLASIK

1.      Ki Hajar Dewantoro
            Ki Hajar Dewantoro adalah Bapak Pendidikan Nasional Indonesia yang banyak mengkonsep sistem pendidikan nasional pada masa awal kemerdekaan. Visi, misi dan tujuan pendidikan yang digagas oleh Ki Hajar Dewantoro adalah bahwa pendidikan sebagai alat perjuangan untuk mengangkat harkat, martabat dan kemajuan umat manusia secara universal. Sehingga mereka mampu berdiri kokoh sejajar dengan bangsa-bangsa lain yang telah maju dan tetap berpijak kepada identitas dirinya sebagai bangsa yang telah memiliki peradaban dan kebudayaan yang berbeda dengan bangsa lain.
            Selanjutnya Ki Hajar Dewantoro juga menginginkan agar pendidikan yang diberikan kepada bangsa Indonesia adalah pendidikan yang sesuai dengan tuntutan zaman, yaitu pendidikan yang dapat membawa kemajuan bagi peserta didik. Ungkapan ini merupakan respon dari adanya pendidikan yang diberikan oleh pemerintah Belanda kepada rakyat kita, yaitu pendidikan yang mengajarkan hal-hal yang sulit dipelajari tetapi tidak berfungsi untuk masa depan.
2.      Hasyim Asy’ari
            Gagasan Hasyim Asy’ari adalah bahwa untuk berjuang mewujudkan cita-cita nasional termasuk dalam bidang pendidikan, diperlukan wadah berupa organisasi pada tahun 1926 ia mendirikan Jam’iyah Nahdlatul Ulama, dalam organisasi ini Hasyim Asy’ari berjuang membina dan menggerakkan masyarakat melalui pendidikan. Beliau juga mendirikan pondok pesantren sebagai basis pendidikan dan perjuangan melawan Belanda.
3.      K.H. Ahmad Dahlan
            Selain itu, Ahmad Dahlan juga berpandangan bahwa pendidikan harus membekali siswa dengan pengetahuan dan ketrampilan yang diperlukan untuk mencapai kehidupan dunia. Oleh karena itu, pendidikan yang baik adalah pendidikan yang sesuai dengan tuntutan masyarakat dimana siswa itu hidup. Dengan pendapatnya yang demikian itu, sesungguhnya Ahmad Dahlan mengkritik kaum tradisionalis yang menjalankan model pendidikan yang diwarisi secara turun temurun tanpa mencoba melihat relevansinya dengan perkembangan zaman.
            Ahmad Dahlan sadar, bahwa tingkat partisipasi muslim yang rendah dalam sektor-sektor pemerintahan itu karena kebijakan pemerintah kolonial yang menutup peluang bagi muslim untuk masuk. Berkaitan dengan kenyataan serupa ini, maka Ahmad Dahlan berusaha memperbaikinya dengan memberikan pencerahan tentang pentingnya pendidikan yang sesuai perkembangan zaman bagi kemajuan bangsa. Berkaitan dengan masalah ini Ahmad Dahlan mengutip ayat 13 surat al-Ra’d yang artinya: Sesungguhnya Tuhan tidak akan mengubah nasib suatu kaum, sehingga mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka.
            Upaya mewujudkan visi, misi dan tujuan pendidikan sebagaimana tersebut di atas dilaksanakan lebih lanjut melalui organisasi Muhammadiyah yang didirikannya. Salah satu kegiatan atau program unggulan organisasi ini adalah bidang pendidikan. Sekolah Muhammadiyah yang pertama berdiri satu tahun sebelum Muhammadiyah sebagai sebuah organisasi berdiri. Pada tahun 1911 Ahmad Dahlan mendirikan sebuah madrasah yang diharapkan bisa memenuhi kebutuhan kaum muslimin terhadap pendidikan agama dan pada saat yang sama bisa memberikan mata pelajaran umum.
D.    Pendidikan di Indonesia Setelah Kemerdekaan (1945-1969)
            Pendidikan dan pengajaran sampai tahun 1945 di selenggarakan oleh kentor pengajaran yang terkenal dengan nama jepang Bunkyio Kyoku dan merupakan bagian dari kantor penyelenggara urusan pamong praja yang disebut dengan Naimubu. Setelah di proklamasikannya kemerdekaan, pemerintah Indonesia yang baru di bentuk menunjuk Ki Hajar Dewantara, pendiri taman siswa, sebagai menteri pendidikan dan pengajaran mulai 19 Agustus sampai 14 November 1945, kemudian diganti oleh Mr. Dr. T.G.S.G Mulia dari tanggal 14 November 1945 sampai dengan 12 Maret 1946. tidak lama kemudian Mr. Dr. T.G.S.G Mulia dig anti oleh Mohamad Syafei dari 12 Maret 1946 sampai dengan 2 Oktober 1946. karena masa jabatan yang umumnya amat singkat, pada dasarnya tidak bayak yang dapat diperbuat oleh para mentri tersebut.singkat, pada dasarnya tidak bayak yang dapat diperbuat oleh para mentri tersebut.
1.       Tujuan Dan Kurikulum Pendidikan
Dalam kurun waktu 1945-1969, tujuan pendidikan nasional Indonesia mengalami lima kali perubahan. Sebagaimana tertuang dalam surat keputusan Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan (PP & K), Mr. Suwandi, tanggal 1 Maret 1946, tujuan pendidikan nasional pada masa awal kemerdekaan amat menekankan penanaman jiwa patriotosme. Hal ini dapat di pahami, karena pada saat itu bangsa Indonesia baru saja lepas dari penjajah yang berlangsung ratusan tahun, dan masih ada gelagat bahwa Belanda ingin kembali menjajah Indonesia. Oleh karena itu penanaman jiwa patrionisme melalui pendidikan dianggap merupakan jawaban guna mempertahankan negara yang baru diproklamasikan.
Sejalan dengan perubahan suasana kehidupan kebangsaan, tujuan pendidikan nasional Indonesia pun mengalami perluasan; tidak lagi semata menekan jiwa patrionisme. Dalam Undang-Undang No. 4/1950 tentang dasar-dasar pendidikan dan pengajaran di sekolah. “Tujuan pendidikan dan pengajaran ialah membentuk manusia yang cukup dan warga negara yang demokaratis secara bertanggung jawab tentang kesejahtraan masyarakat dan tanah air”.
Kurikulum sekolah pada masa-masa awal kemerdekaan dan tahun 1950-an di tujukan untuk:
a.       meningkatkan kesadaran bernegara dan bermasyarakat,
b.      meningkatkan pendidikan jasmani,
c.       meningkatkan pendidikan watak,
d.      menberikan perhatian terhafap kesenian,
e.       menghubungkan isi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari, dan
f.         mengurangi pendidikan pikiran.
Menyusul meletusnya G-30 S/PKI yang gagal, maka melalui TAP MPRS No. XXVII/MPRS/1966 tentang Agama, Pendidikan, dan kebudayaan di adakan perubahan dalam rumusan tujuan pendidikan nasional yaitu, “Membentuk manusia pancasilais sejati berdasarkan ketentuan-ketentuan seperti yang dikenhendaki oleh pembukaan UUD 1945”.
2.       Sistem Persekolahan
Sistem pendidikan di Indonesia pada awal kemerdekaan pada dasarnya melanjutkan apa yang dikembangkan pada zaman pendudukan jepang. Sistem dimaksud meliputi tiga tingkatan yaitu pendidikan rendah, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.
Pendidikan rendah adalah Sekolah Rakyat (SR) 6 tahun. Pendidikan menengah terdiri dari sekolah menengah pertama dan sekolah menengah tinggi. Sekolah menengah pertama yang berlangsung tiga tahun mempunyai beberapa jenis, yaitu sekolah menegah pertama (SMP) sebagai sekolah menengah pertama umum; kemudian sekolah teknik pertama (STP), kursus kerajinan negeri (KKN), sekolah dagang,sekolah kepandayan putrid (SKP) sebagai sekolah menengah pertama kejuruan; serta sekolah guru B (SGB) dan sekolah guru C (SGC) sebagai sekolah menengah pertama keguruan.
Sekolah menegah tinggi berlangsung tiga tahun, meliputi sekolah menengah tinggi (SMT) sebagai sekolah menengah umum, dan sekolah kejuruan berupa sekolah teknik menengah (STM), sekolah teknik (ST), sekolah guru kepandayan putrid (SGKP), sekolah guru A (SGA) dan kursus guru.




                                                            BAB III
                                                          PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Sistem pendidikan nasional di Indonesia pada zaman orde lama masih banyak dipengaruhi oleh sistem pendidikan zaman Belanda. Dalam usahanya Ki hajar Dewantara sebagai Menteri Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan mencoba merumuskan Sistem pendidikan nasional yang berlandaskan budaya bangsa Indonesia sendiri demi mewujudkan bangsa yang terhormat dan maju.

B.     SARAN

Dari isi makalah yang telah dibuat, mudah-mudahan kita semua dapat memahami dengan jelas apa isi dari makalah ini dan semoga dengan karya tulis ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan kita semua.





DAFTAR PUSTAKA

Abudin Nata, Tokoh-tokoh Pembaharuan Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005.
Muh. Said dan Junima Affan, Mendidik dari Zaman ke Zaman, Bandung: Jemmars, 1987.
Nugroho Noto Susanto, Sejarah Nasional Indonesia, Depdikbud, 1983.
Tim Sejarah, Sejarah 2, Jakarta: Yudhistira, 1994.



WEB TERKAIT:
http://asmara-senja.blogspot.com
http://mrrusia.blogspot.com/